Pemerataan Ekonomi Digital yang bisa dinikmati secara adil oleh seluruh masyarakat Indonesia


Ekonomi digital di Indonesia terus berkembang dan tumbuh dengan pesat. Dari sisi pendapatan misalnya, pada 2018 pendapatan ekonomi digital pada 2018 mencapai US$ 27 miliar. Nilainya diprediksi bakal terus melejit pada tahun 2019 mencapai US$ 40 miliar atau setara Rp566 triliun.
Angka pertumbuhan ekonomi digital tersebut diperkirakan akan terus tumbuh ditahun-tahun selanjutnya. Terlebih setelah Palapa Ring mulai beroperasi secara penuh per Agustus 2019 lalu. Sehingga tidak berlebihan bila disebut negeri kepulauan ini
disebut sebagai digital archipdago.
Kehadiran Palapa Ring dimaksudkan untuk memberi pelayanan prima kepada seluruh masyarakat 1ndonesia. Saat ini, lebih dari 60 persen
penduduk atau sekitar 171 juta merupakan pengguna internet.Dalam kondisi jaringan yang sedemikian prima itu, pemerintah meyakini berbagai potensi bisnis di bidang digital akan semakin tumbuh dan berkembang. Tidak hanya di kota-kota besar, tapi juga di wilayah terpencil
yang sekarang secara nyata sudah terhubung internet.

Adapun potensi ekonomi digital di Indonesia dari tahun ketahun makin besar. Hasil riset berjudul e-Conomy SEA 2019 yang dilansir Google,
Temasek dan, Bain & Company menaksir potensi ekonomi digital di Indonesia bakal menyentuh US$ 133 miliar atau Rp 1.862 tr’mun d1 tahun 2025 mendatang.
Luas Wilayah dan jumlah penduduk sekitar 26S juta jiwa merupakan potensi yang nyata, Selam Itu pembangunan infrastruktur dan ekosistem
ekonomi digita\ yang terus membaik dan membuat. Indonesia menjadi negara yang pertumbuhan omzet ekonomi digita\ yang pahng moncer di
kawasan Asia Tenggara dengan raihan hingga 49 persen.
Bebagai pertanyaan itulah yang akan dikupas dalam FMB9 Kementerian Kominfo. Tampil sebagai pembicara Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo, Dirut Bakti Anang Latief, Vice President Media & Digital PT Telkom Asli Brahmana, Vice President Ruangguru Ritchie Goenawan, dan CEO ARUNA Farid N aufal Aslam.
Masalahnya kemudian adalah bagaimana potensi besar ekonomi digital itu bisa dinikmati secara adil oleh seluruh masyarakat Indonesia?
Bagaimana pemerintah bertindak dan mengambil kebijakan untuk melakukan distrusi akses ekonomi digital secara adil.