LinkedIn Ungkap Strategi Baru Untuk Gaet Kandidat Berkualitas
LinkedIn, sebagai salah situs modern yang terpercaya untuk perekrut sumber daya manusia, selama ini terus berupaya mencari kandidat –kandidat terbaik melalui media sosial. Hal ini disampaikan oleh Feon Ang (Vice President, Talent and Learning Solutions, APAC, LinkedIn). Menurut Ang, di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia tantangan mendapatkan kandidat sumber daya manusia tidak semata mencari, namun juga mendapatkan kandidat yang berkualitas. Dan di sinilah pemanfaatan media sosial dirasakan cukup efektif guna menjaring kandidat berkualitas.
Pemanfaatan sosial media dalam proses perekrutan atau biasa disebut dengan social recruitment telah menjadi hal yang lumrah di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan Singapura, sedangkan untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, praktik ini masih awam.
Perkembangan ini mendorong adanya perubahan paradigma dari peran perekrut di perusahaan. Hasil penelitian LinkedIn baru-baru ini mengungkap bahwa keberhasilan perekrut dinilai dari tingkat kualitas kandidat yang dipilih serta tingkat kepuasan dari manajer perekrutan. Survei online LinkedIn yang diterbitkan tahun 2017 ini dilakukan pada bulan Desember 2016 pada lebih dari 500 perekrut di Australia, Selandia Baru, India, Hong Kong dan Asia Tenggara. Responden diacak dengan tidak ada batasan jumlah pada gender atau latar belakang ras.
Laporan penelitian yang dilakukan LinkedIn terhadap koresponden di berbagai negara di Asia Tenggara dan Hong Kong menemukan dampak negatif yang dirasakan oleh perekrut ketika tidak memanfaatkan social recruitment adalah sebesar 51% koresponden mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengisi suatu posisi ketika tidak memanfaatkan teknik ini, sedangkan 38% koresponden mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan kandidat yang berkualitas.
Tren penggunaan social recruitment ini bukan tanpa sebab. Lanjut Feon Ang, para petinggi, pengambil keputusan dan pihak HRD dari perusahaan lokal serta perusahaan internasional di Asia Pasifik menyebutkan bahwa mendapatkan kandidat berkualitas merupakan hal yang menantang – dan salah satu cara mereka mandapatkannya adalah dengan mengikuti tren social recruitment.
Seperti strategi branding di media sosial yang sering diterapkan oleh pemasar. Strategi ini membantu perekrut dalam memasarkan perusahaan dan lowongan yang mereka tawarkan. Membangun branding pada dasarnya mengomunikasikan nilai dan budaya perusahaan, serta kesempatan karier sehingga mampu menonjol dibanding pesaing lainnya. Perlu digaris bawahi bahwa employer branding tidak hanya sekedar memiliki akun sosial media dan aktif di kanal tersebut, melainkan perubahan pola pikir untuk mampu membangun interaksi yang efektif dengan kandidat di dunia digital.
Berikut 3 tips untuk social recruitment yang efektif:
1. Engage: Bangun keterlibatan audiens melalui konten yang relevan dan mendorong audiens untuk memberikan umpan balik. Keterlibatan yang otentik dapat memperkuat employer branding.
2. Content: Hindari cara berjualan dalam menyampaikan konten. Namun bagikan informasi yang audiens Anda butuhkan. Dengan membagikan konten yang bernilai, Anda akan membangun membangun kepercayaan audiens mereka dan memperbesar kemungkinan perusahaan Anda menjadi top-of-mind dalam benak audiens.
3. Promote, promote, promote! Gunakanlah cara pandang pemasar dalam employer branding. Sampaikan pesan melalui media yang tepat dan kenali benar-benar karakter audiens Anda agar dapat berkomunikasi secara efektif. (YOKE)