ZTE Mengajukan 60,000 Paten Lebih yang Mendorong Inovasi Baru
ZTE Corporation (“ZTE”), penyedia telekomunikasi, enterprise dan solusi mobile, mengumumkan bahwa aplikasi hak paten global yang diajukan oleh perusahaan telah mencapai 60,000 lebih. Hal tersebut merupakan salah satu strategi M-ICT ZTE yang baru, yaitu menciptakan inovasi dari penelitian sehingga dapat meningkatkan nilai.
Demi mengokohkan posisi perusahaan sebagai salah satu inovator teknologi terkemuka di dunia, ZTE telah mendapatkan lebih dari 17,000 hak paten. Berdasarkan laporan tahunan terbaru yang diterbitkan oleh WIPO (World Intellectual Property Organization) bulan ini, ZTE menduduki peringkat ketiga dunia dalam pengajuan hak paten di bawah PCT (Patent Cooperation Treaty). Tahun ini adalah tahun kelima di mana ZTE secara beturut-turut ditetapkan sebagai perusahaan teknologi top-3 di dunia oleh WIPO.
“Inovasi teknologi adalah hal yang utama dalam bisnis ZTE, di mana penelitian kami yang telah dipatenkan adalah kunci untuk menguatkan pertumbuhan operasional perusahaan secara global,” ujar Guo Xiaoming, Chief Legal Officer ZTE. “Di bawah strategi M-ICT baru, kami akan terus memanfaatkan aset kekayaaan intelektual kami untuk mendorong inovasi baru, menghadirkan produk dan pelayanan yang unggul untuk pelanggan kami di seluruh dunia”
Untuk membentuk masa depan jaringan generasi selanjutnya, ZTE akan menambahkan sumberdaya mereka untuk penelitian teknologi dan paten 5G. Seperti pada ajang MWC (Mobile World Congress) 2015 di Barcelona yang diselenggarakan awal bulan ini, ZTE menunjukan kemampuannya dalam penelitian 5G, mendemonstrasikan base station komersial pre5G yang berbasis teknologi Massive MIMO (multiple-input multiple-output) pertama di dunia, yang mencapai throughput dengan kecepatan 400Mbps menggunakan frekuensi pembawa sinyal tunggal (single-carrier frequency) dan sebuah desain 128-antena.
Sebagai salah satu kontributor utama dalam menetapkan definisi standar 4G, ZTE berkomitmen untuk mempromosikan perkembangan teknologi dan standar 5G. Bulan ini, Shi Lirong, President and Chief Executive Officer ZTE, bertemu dengan Carlos Moedas, Commissioner for Research, Science and Innovation di negara-negara Eropa, untuk membuka jalan kolaborasi yang lebih lanjut di lingkup penelitian 5G. Commissioner Moedas juga diundang ZTE untuk berpartisipasi dalam program Horizon 2020, program penelitian dan inovasi terbesar di Uni Eropa, untuk mendorong pengembangkan dan digitalisasi teknologi di negara-negara Uni Eropa.
Pada tahun 2014, ZTE meluncurkan strategi M-ICT untuk mempercepat penciptaan inovasi sehingga dapat mendukung para pelanggan untuk merebut kesempatan baru dan menciptakan nilai dari pertumbuhan konektifitas mobile yang sangat pesat. Karena para pengguna dan berbagai perangkat memiliki kemampuan besar untuk berkomunikasi, era M-ICT akan mendorong inovasi transformatif untuk konsumen personal, bisnis, dan seluruh industri.
Inovasi lain yang dimiliki ZTE adalah menciptakan Star 2, yaitu smartphone yang dilengkapi dengan teknologi pengatur suara yang paling canggih di dunia. Dengan Smart Voice Allience, yang bekerjasama dengan Baidu, Nuance, Audience, dan NXP, ZTE berupaya untuk mendorong pengembangan teknologi yang lebih lanjut di industri tersebut. Awal bulan ini, ZTE juga telah mengumumkan kerjasamaya dengan Telkom Indonesia untuk membangun Pusat Inovasi Bersama yang berfokus pada pengembangan teknologi Internet Protocol-based (IP-based) video.
Lebih dari 90% paten milik ZTE dihasilkan dari penemuan orisinil, termasuk banyak paten penting yang diadopsi dalam industri teknologi telekomunikasi global. Agar dapat berperan penting dalam pengembangan teknologi generasi berikutnya, ZTE berkomitmen pada inovasi-inovasi terdepan, seperti telekomunikasi 4G dan 5G, perangkat mobile cerdas, komunikasi optik, cloud-computing, big data, dan teknologi-teknologi baru yang muncul.