News

Mencari Solusi Teknologi Handal yang Anti Penyadapan

Seminar ICT Teguh Prasetya

Indonesia ICT Forum (IIF). Trend Penyadapan di berbagai belahan dunia masih saja terus terjadi. Belum lama ini pendiri Facebook, Mark Zuckerbeg memprotes keras pemerintah Amerika Serikat, lantaran aktifitas penyadapan yang dilakukan oleh NSA. Mark Zuckerberg meminta agar NSA menghentikan penyadapan terhadap pengguna Facebook. Penyadapan tersebut jelas merugikan Facebook, karena bisa berpengaruh terhadap popularitas jejaring media sosial terbesar di dunia.

Aktifitas penyadapan memang getol dilakukan oleh negara adidaya seperti Amerika Serikat, untuk mengumpulkan berbagai informasi intelijen terkait dengan berbagai kepentingan dari mulai keamanan, politik, ekonomi dan lain sebagainya.

Indonesia juga menjadi korban penyadapan dari berbagai negara asing. Seperti yang diungkap oleh Edward Snowden beberapa waktu lalu, penyadapan dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia. Mereka memonitor percakapan para petinggi negara hingga masyarakat luas.

Dr. Agung Harsoyo, pakar IT dari ITB Bandung dalam seminar yang digelar oleh Indonesia ICT Forum (IIF) bertema,” Mencarai Solusi Teknologi Handal Anti Penyadapan”  mengatakan, “Semua teknologi yang berkenaan dengan telekomunikasi dibuat oleh negara lain. Bukan tidak mungkin teknologi tersebut sudah disusupi berbagai kepentingan negera pembuat teknologi,” ungkap Agung. Langkah ini harus menjadi perhatian utama pihak Kemkominfo dan hasilnya harus dipublikasikan, apakah BTS yang ada disekiling istana aman dari penyadapan atau tidak?

Sementara itu, pembicara lain, Teguh Prasetya menyorot bahwa dalam bisnis telekomunikasi masalah utama yang diperhatikan adalah masalah keamanan. Biasanya masalah kemanan ini diklaim oleh pihak operator mencapai 99.9%. Bahwa sistem informasi dan teknologinya aman dari serangan pihak luar. Kemudian ketersediaan layanan, 99.9% dan keandalan teknologi, 99.9%. Standar tersebut merupakan standar baku pihak operator untuk menggelar dan meyakinkan teknologinya kepada konsumen.

Namun, fakta berbicara lain,  para hacker atau penjual jasa malware sudah menjadi bagian dari operasi bisnis yang serius. Bisa Anda banyangkan jika penyedia jasa ini bisa memberikan data terpenting bagi kliennya, berapa pun si klien akan mau membayarnya. Inilah salah satu kejahatan yang terstuktur yang memanfaatkan teknologi,” ungkap Teguh Prasetya dalam acara Seminar yang digeklar oleh IIF.

Menurut Teguh, berdasarkan survey yang dilakukan securelist, platform Android paling tinggi menjadi target serangan malware yakni mencapai 98,05%. Sebagaimana diketahui Android adalah OS terbuka yang memungkinkan berbagai aplikasi bisa didownload secara gratis. Dalam mendownload aplikasi tersebut, bisa saja aplikasi itu sudah disusupi sitem  pengintai data sehingga secara tidak sadar ponsel Anda melakukan transfering data ke pihak ketiga.

Pihak pemerintah pun harus punya pemikiran strategis bahwa urusan komunikasi menjadi salah satu perhatian dan agenda nasional. “Buat para calon pemimpin bangsa sudah saatnya membuat proteksi dan aturan hukum yang bisa melindungi sistem komunikasi bangsa ini dari segala ancaman penyadapan,” ungkap Teguh, Ketua Dewan Pakar Indonesia ICT Forum. Indonesia ICT Forum (IIF)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button